IMG-LOGO
Budaya

sejarah dan filosofi topeng ireng

Create By Ristriyana 08 September 2025 376 Views
IMG

Topeng Ireng (sering juga disebut Dayakan atau Topeng Hitam) merupakan salah satu kesenian tradisional rakyat yang berkembang di daerah Magelang, Jawa Tengah. Sejarah dari topeng ireng ini muncul sebagai bentuk transformasi dari seni baris (tari keprajuritan) peninggalan masa kolonial dan pengaruh latihan bela diri tradisional masyarakat setempat. Gerakannya banyak terinspirasi dari latihan ketangkasan militer, tetapi dikemas dalam bentuk tarian rakyat. Perkembangan topeng ireng Awalnya dimainkan sebagai hiburan rakyat di lereng Merapi-Merbabu, kemudian berkembang menjadi media penyampaian dakwah Islam melalui tembang Jawa yang disisipkan dengan nilai-nilai keagamaan. Nama Topeng Ireng sendiri merujuk pada kostum penarinya yang didominasi warna hitam, dilengkapi rias wajah dan hiasan kepala menyerupai bulu merak atau ayam hutan. Meskipun dinamakan “topeng”, para penari sebenarnya tidak mengenakan topeng penuh, melainkan rias wajah (make-up) tebal dan ornamen yang menutupi sebagian wajah.

Filosofi Topeng Ireng

Filosofi kesenian ini erat kaitannya dengan nilai kehidupan masyarakat Jawa:

 

  1. Kesederhanaan dan Kebersamaan
    Gerakan tari dilakukan secara berkelompok dan kompak, melambangkan persatuan serta kekuatan gotong royong masyarakat desa.

  2. Keteguhan dan Semangat Juang
    Gerakannya lincah, gagah, dan enerjik, mencerminkan jiwa keprajuritan serta daya tahan menghadapi kesulitan hidup.

  3. Keharmonisan dengan Alam
    Kostum yang berwarna-warni, hiasan bulu, serta rias wajah mencerminkan kedekatan manusia dengan alam sekitar dan simbolisasi kekuatan alami.

  4. Spiritual dan Religius
    Dalam pertunjukannya sering diselipkan shalawat, doa, atau syair Islami, melambangkan keselarasan antara budaya lokal dan nilai-nilai keagamaan.

  5. "Toto Lempeng Irama Kenceng":
    Nama "Topeng Ireng" berasal dari istilah "Toto Lempeng Irama Kenceng", yang berarti "menata dengan lurus, berirama keras dan penuh semangat". Ini mencerminkan disiplin dan semangat para penari yang berbaris lurus. 
     
  6. Sarana Dakwah dan Kebajikan:
    Tarian ini mengandung nilai-nilai filosofis dan moral, seperti penyampaian ajaran kebaikan hidup dan penyebaran agama Islam melalui tembang dan syair. 
     
  7. Semangat Prajurit Gagah:
    Pertunjukan Topeng Ireng bertujuan menggambarkan semangat prajurit yang gagah berani, sehingga dalam kostum dan gerakannya, penari terlihat garang dan tangguh. 
     
  8. Koneksi Spiritual dan Ketakwaan:
    Tarian ini juga merupakan wujud ketakwaan manusia dalam beragama, yang digambarkan melalui gerakan dan tembang puji-pujian. 

Di Desa Banyubiru, topeng ireng dilestarikaqn oleh 2 kelompok kesenian aktif, yaitu Majanil Muslimin dari dusun Gununggono dan Setyo Kawedar dari Dusun Pandean. kedua kelompok ini sering tampil dalam berbagai acara, mulai dari hajatan warga, pengajian besar, hingga festival budaya tahunan 

96,8 FM Radio Gemilang

Konten Populer - Budaya