IMG-LOGO
Wisata

Sejarah Pemantauan Gunung Merapi di Gununggono

Create By Ristriyana 03 September 2025 120 Views

Sejarah Pemantauan Gunung Merapi di Gununggono

 

Bukit Gununggono di Desa Banyubiru bukan hanya menyimpan keindahan alam dan situs budaya, tetapi juga memiliki jejak penting dalam sejarah pemantauan Gunung Merapi. Pada tahun 1920, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan pos penjagaan Gunung Merapi pertama kali di bukit ini. Langkah tersebut diambil setelah letusan dahsyat Gunung Kelud tahun 1919 yang menelan banyak korban jiwa. Kesadaran akan bahaya gunung api membuat Gununggono dipilih sebagai lokasi strategis untuk mengamati aktivitas Merapi.

Letak Gununggono dinilai ideal karena dari bukit ini dapat terlihat jelas puncak Merapi, meskipun berjarak sekitar 17 km. Selain itu, petugas dapat memantau aliran sungai seperti Kali Senowo, Kali Trinsing, Kali Apu, hingga Kali Krasak yang menjadi jalur lahar. Namun, fasilitas pada masa itu masih sangat sederhana: bangunan semi permanen dari kayu dan bambu, dengan peralatan utama hanya berupa teropong. Pemantauan dilakukan secara visual dengan memperhatikan tinggi asap, warna asap, hingga indikasi tekanan magma.

Pada tahun 1929, pos penjagaan dipindahkan ke Desa Krinjing agar lebih dekat ke puncak Merapi (sekitar 6 km). Setahun kemudian, pos baru kembali dibangun di Babadan, hanya 4,4 km dari puncak. Meski begitu, pos di Gununggono tetap digunakan kembali, terutama saat letusan besar Merapi tahun 1930–1931 yang menewaskan lebih dari 1.300 orang dan merusak puluhan desa. Pada masa itu, observatorium Gununggono menjadi pusat penting untuk pengamatan aktivitas vulkanik, termasuk pengukuran aliran lava dan material letusan.

Salah satu tokoh yang tercatat berjasa adalah Simbah Karsin Kertodikoro, petugas pos yang ditunjuk Belanda dan bertugas dari tahun 1920 hingga 1957. Meski buta huruf, beliau menghafal fenomena erupsi Merapi untuk kemudian dilaporkan kepada petugas kolonial, sehingga menjadi bagian dari sejarah pemantauan gunung api di Indonesia.

 

Jejak pos pemantauan ini menunjukkan bahwa Bukit Gununggono memiliki peran strategis tidak hanya dalam aspek budaya, tetapi juga dalam sejarah kebencanaan. Kini, sejarah tersebut dikemas dalam Gununggono Historical Tour, mengajak wisatawan untuk belajar tentang dinamika Merapi sekaligus mengenang peran masyarakat lokal dalam menjaga keselamatan di kawasan rawan bencana.

96,8 FM Radio Gemilang