Desa Banyubiru merupakan salah satu dari 15 desa di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Letaknya berada di wilayah paling bawah Kecamatan Dukun dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Muntilan. Desa ini terdiri atas 14 dusun dan 49 RT, dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian di sektor pertanian, khususnya komoditas sayuran dan hortikultura.
Keberadaan Banyubiru yang termasuk dalam kawasan strategis Candi Borobudur mendorong desa ini untuk mengembangkan potensi wisata berbasis alam, budaya, dan ekonomi lokal. Dengan kekayaan tradisi, kesenian, serta hasil bumi yang melimpah, Banyubiru menjadi desa yang tidak hanya indah secara geografis, tetapi juga sarat nilai budaya dan kearifan lokal.
Gagasan menjadikan Banyubiru sebagai desa wisata lahir pada tahun 2014, ketika Kepala Desa Wintoro melihat adanya potensi besar dari tanah kas desa yang luas namun kurang terawat, serta keberadaan UMKM dan budaya lokal yang belum terangkat. Melalui semangat gotong royong warga, tanah kosong tersebut kemudian dibersihkan dan ditata ulang hingga melahirkan destinasi wisata pertama, yakni Bukit Gununggono—spot sunrise menawan dengan hamparan bambu yang khas.
Hasil kerja keras itu berbuah manis. Pada 23 Mei 2017, Banyubiru resmi ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Bupati Magelang, Zaenal Arifin. Sejak saat itu, desa terus berbenah dengan menggandeng berbagai pihak, mulai dari civitas akademika, dinas terkait, hingga pelaku industri pariwisata, untuk mengembangkan potensi wisata sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kini, Desa Wisata Banyubiru dikenal sebagai destinasi yang memadukan pesona alam, kekayaan budaya, serta semangat kebersamaan masyarakat. Dari panorama sunrise Bukit Gununggono, kuliner tradisional di Pasar Lembah Merapi, hingga ragam kesenian seperti Topeng Ireng, Kubro Siswo, dan Reog Ponorogo, Banyubiru menawarkan pengalaman wisata yang otentik dan tak terlupakan.